Bagaimana Baiknya


Suatu hari, disaat langit sedang kelabu-kelabunya, hatiku pun demikian. Adik bimbinganku mengirimkan sebuah pesan pendek melalui whatsapp. Aku sedang berbaring di tempat tidur, memandangi jendela, memerhatikan pohon yang bergerak-gerak ditiup angin, menantu hujan.
“Kak, mau nanya dong. Apa aja sih yang harus diperjuangkan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan yang disukainya. Biar mendapatkan sinyal positif, biar bisa meyakinkannya (dan keluarganya), biar bisa mencuri hatinya. Laki-laki itu harus bagaimana?” tanyanya.
Aku membacanya, malas. Menimang-nimang kembali handphoneku, lalu melemparkannya ke tumpukan baju. Aku memilih untuk menidurkan diri,
Lepas tengah malam. Aku masih berkutat dengan buku, dengan pikiranku, dengan kegelisahanku. Aku memungut kembali handphone yang sedari tadi aku buka. Memandang kembali pertanyaan dari adik kelasku yang tak kunjung ku balas.
“Dengan beribadah dengan baik, bekerja dengan tekun, fokus, berbuat baik pada banyak orang, rutin mengkaji ilmu, ikut kegiatan yang bermanfaat, membantu orang lain, dan terakhir, berbakti kepada kedua orang tua.” jawabku.
Aku tahu, aku sedang menasihati diriku sendiri.
Jakarta, 17 Januari 2019

Comments

Popular posts from this blog

Ujung

Jati Diri

Our 10 Years Challenge